Akhir-akhir ini, masyarakat
Indonesia dipusingkan dengan banyaknya kasus kemacetan. Hal ini membuat pemerintah harus memutar otak untuk mencari solusinya. Salah satu pilihan yang dinilai paling efektif adalah dengan membangun jalan tol. Layaknya kasus-kasus di kota besar, kini masyarakat sekitar wilayah
Surabaya-Solo dirundung kebingungan untuk mengatasi banyaknya kasus kemacetan yang mulai muncul. Setelah melakukan pertimbangan yang
matang, pemerintah akhirnya merencanakan untuk membangun jalantol Surabaya-Solo.
Proyek pembangunan jalan tol Surabaya-Solo ini berlangsung mulai akhir bulan Juli 2013 dan diperkirakan selesai pada akhir bulan Desember 2014.
Proyek tersebut diawali dengan pembangunan jembatan yang melewati sungai Brantas (JembatanBrantas) terlebih dahulu sebelum akhirnya dilanjutkan dengan pembangunan jalantol. Jembatan Brantastersebut dibangun tepat di seberang Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Patianrowo atau biasa dikenal dengan nama SMAPAT. Sejauh ini, proses pembangunan jembatan berjalan lancer dan belum menemui kendala-kendala yang
dapat menghambat proyek pembangunan jembatan tersebut.
Ketika diwawancarai pada kamis siang (14/11),
Bapak Sugeng selaku Kepala Direktur Pembangunan
JalanTol, memaparkan berbagai tujuan dibangunnya jalan tol Surabaya-Solo.
Selain untuk mengurangi kemacetan di jalan utama, proyek ini juga bertujuan untuk memudahkan para
pengendara yang ingin berpergian dari Surabaya ke Solo
atau sebaliknya. Beliau juga menyebutkan bahwa pembangunan jalan tol akan menjadi daya tarik masyarakat sekitar untuk beramai-ramai dating ke lokasi proyek pembangunan jalan tol.
Jembatan dengan panjang 500 meter dengan disertai jalan pendekat sepanjang 1 km ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Pemerintah Pusat harus mengucurkan dana anggaran sebesar Rp180
Miliar hanya untuk pembangunan jembatan Brantas tersebut. Sedangkan pembangunan jalan tol akan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar lagi daripada pembangunan Jembatan Brantas.
Selama proyek berlangsung, banyak sekali protes dan pujian dari masyarakat sekitar Jembatan Brantas tersebut. Sebagian masyarakat mendukung pembangunan jalan tol karena dinilai sangat efektif untuk mengatasi banyaknya volume
kendaraan di jalan utama.
Pembangunan jalan tol juga dapat membantu polisi lalu lintas untuk mengatur kendaraan-kendaraan yang sering menyebabkan kemacetan.
Sedangkan sebagian masyarakat lainnya menilai bahwa pembangunan jalan tol belum perlu dilakukan karena tingkat kemacetan belum sampai seperti pada tingkat kemacetan yang berada di
Jakarta Pusat.
Terkait dengan protes tersebut, kepala direktur dengan enteng menjawab
“Saya hanya menjalankan perintah dari pemerintahpusat. Saya dan para pekerja juga telahmendapat persetujuan dari pihak yang berwenang di
Kabupaten Nganjuk,
jadi mau tidak mau masyarakat harus menerima konsekuensi baik berupa debu maupun suara yang mengganggu selama pembangunan.
Pembangunan ini juga membawa dampak positif seperti pemberdayaan warga lokal untuk dijadikan karyawan, daerah yang
bersangkutan dengan proyek akan lebih dikenal, dan harga lahan menjadi lebih mahal.”
Para
pelajar SMAN 1 Patianrowo juga beranggapan bahwa pembangunan jalan tol sangat perlu dilakukan mengingat seringnya kasus kemacetan yang terjadi,
tetapi sebaiknya mempertimbangkan jam
kerja supaya tidak mengganggu kelangsungan proses
belajar-mengajar. Pembangunan dapat dilakukan setelah jam sekolah selesai yaitu sekitar pukul 2. Mereka juga menambahkan bahwa pelajar kelas 3 juga perlu mendapat kenyamanan belajar demi kematangan menghadapi Ujian Nasional pertengahan bulan April mendatang.
Kepala Direktur juga menanggapi tanggapan para pelajar bahwa pembangunan jembatan sudah ditarget selesai selama satu setengah tahun dari pemerintah, jadi kami
mohon pengertiannya atas pembangunan Jembatan Brantas ini dan kami juga memohon maaf atas segala gangguan yang dapat mengganggu kenyaman para pelajar selama proses
belajar-mengajar berlangsung.
“Semoga pembangunan jalan tol ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan dapat menjadikan kota ini bebas dari kemacetan yang sangat mengganggu kenyamanan masyarakat dalam berkendara.” tambahnya.
No comments:
Post a Comment